Now Everyone Can Fly
Dilansir dari situs resmi AirAsia, Fernandes membangun AirAsia berdasarkan impian untuk memungkinkan semua orang dapat menikmati layanan penerbangan. Dengan slogan 'Now Everyone Can Fly', saat ini jaringan rute AirAsia membentang di lebih dari 20 negara. Saat didirikan pada 2001, Fernandes ingin bertujuan untuk menyaingi Malaysia Airlines dan Qantas Australia.
AirAsia awalnya merupakan anak perusahaan yang dimiliki perusahaan DRB-HICOM, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manuraktur, properti serta konstruksi. Saat menjadi anak perusahaan, AirAsia terlilit utang yang sangat banyak. Ketika Fernandes mengambilalih AirAsia tahun 2001, maskapai ini hanya memiliki 2 pesawat dan jutaan dolar utang. Fernandes yang tidak memiliki pengalaman dalam industri penerbangan kemudian membeli maskapai ini hanya dengan harga 1 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 3.600.
Namun dalam waktu yang singkat, Fernandes mengubah maskapai yang hampir bangkrut ini menjadi maskapai penerbangan termurah dengan layanan yang bisa bersaing dengan maskapai lain yang telah mapan sebelumnya seperti Malaysia Airlines. Saat ini, dengan anak perusahaan seperti AirAsia Indonesia dan Air Asia India, AirAsia membawa jutaan penumpang setiap tahunnya dengan lebih dari 80 tujuan. Air Asia kini tercatat sebagai maskapai penerbangan murah terbaik di dunia versi Skytrax selama enam kali berturut-turut.
Keberhasilan membawa AirAsia ke puncak secara otomatis juga membuat pemasukan Fernandes berlipat berkali lipat. Menurut data yang dimiliki Forbes, sampai Februari 2014 Fernandes telah mengumpulkan kekayaan sebanyak US$ 650 juta atau sekitar Rp 8 triliun (kurs: Rp 12.422/US$). Total kekayaan ini mengantarkan Fernandes manjadi orang nomor 28 terkaya di Malaysia.
Dilansir dari situs resmi AirAsia, Fernandes membangun AirAsia berdasarkan impian untuk memungkinkan semua orang dapat menikmati layanan penerbangan. Dengan slogan 'Now Everyone Can Fly', saat ini jaringan rute AirAsia membentang di lebih dari 20 negara. Saat didirikan pada 2001, Fernandes ingin bertujuan untuk menyaingi Malaysia Airlines dan Qantas Australia.
AirAsia awalnya merupakan anak perusahaan yang dimiliki perusahaan DRB-HICOM, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manuraktur, properti serta konstruksi. Saat menjadi anak perusahaan, AirAsia terlilit utang yang sangat banyak. Ketika Fernandes mengambilalih AirAsia tahun 2001, maskapai ini hanya memiliki 2 pesawat dan jutaan dolar utang. Fernandes yang tidak memiliki pengalaman dalam industri penerbangan kemudian membeli maskapai ini hanya dengan harga 1 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 3.600.
Namun dalam waktu yang singkat, Fernandes mengubah maskapai yang hampir bangkrut ini menjadi maskapai penerbangan termurah dengan layanan yang bisa bersaing dengan maskapai lain yang telah mapan sebelumnya seperti Malaysia Airlines. Saat ini, dengan anak perusahaan seperti AirAsia Indonesia dan Air Asia India, AirAsia membawa jutaan penumpang setiap tahunnya dengan lebih dari 80 tujuan. Air Asia kini tercatat sebagai maskapai penerbangan murah terbaik di dunia versi Skytrax selama enam kali berturut-turut.
Keberhasilan membawa AirAsia ke puncak secara otomatis juga membuat pemasukan Fernandes berlipat berkali lipat. Menurut data yang dimiliki Forbes, sampai Februari 2014 Fernandes telah mengumpulkan kekayaan sebanyak US$ 650 juta atau sekitar Rp 8 triliun (kurs: Rp 12.422/US$). Total kekayaan ini mengantarkan Fernandes manjadi orang nomor 28 terkaya di Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar